Para fisikawan teoritis percaya bahwa alam semesta bisa berakhir suatu hari nanti – dan proses ini mungkin telah dimulai. Namun tidak ada yang tahu pasti bagaimana hal itu akan terjadi, ada tiga teori terkemuka yang dijuluki Big Rip, Big Freeze dan Big Crunch, yang mungkin salah satunya adalah skenario akhir alam semesta kita.
Saat ini sebuah kelompok yang berbasis di Munich, yang disebut Kurzgesagt, telah membuat video yang tentang bagaimana 3 teori ini menjelaskan akhir alam semesta.
1. Big Rip
Menurut skenario ‘big rip’, alam semesta akan terus mengembang dan laju pengembangannya semakin cepat tiap harinya. Dr Mat Pier dari Universitas Portmouth menjelaskan bahwa ekspansi atau pengembangan alam semesta ketika masih muda diperlambat oleh pengaruh gravitasi. Namun dalam kurun waktu 5 miliar tahun terakhir, alam semesta mulai mengembang dengan sangat cepat akibat kekuatan misterius yang para ilmuwan sebut ‘energi gelap’.
Menurut skenario ‘big rip’, alam semesta akan terus mengembang dan laju pengembangannya semakin cepat tiap harinya. Dr Mat Pier dari Universitas Portmouth menjelaskan bahwa ekspansi atau pengembangan alam semesta ketika masih muda diperlambat oleh pengaruh gravitasi. Namun dalam kurun waktu 5 miliar tahun terakhir, alam semesta mulai mengembang dengan sangat cepat akibat kekuatan misterius yang para ilmuwan sebut ‘energi gelap’.
Lama kelamaan alam semesta diprediksi akan mengembang tak terkendali dengan laju setara kecepatan cahaya. Imbasnya, galaksi, bintang, hingga planet seakan tercabik-cabik hingga musnah tak tersisa.
2. Big Freeze
Menurut skenario big freeze atau juga sering disebut Heat Death, materi perlahan akan meluruh menjadi radiasi seiring alam semesta yang terus mengembang. Setelah triliunan tahun, bahkan atom yang membentuk materi yang tersisa akan mulai terdegradasi dan berdisintegrasi.
Menurut skenario big freeze atau juga sering disebut Heat Death, materi perlahan akan meluruh menjadi radiasi seiring alam semesta yang terus mengembang. Setelah triliunan tahun, bahkan atom yang membentuk materi yang tersisa akan mulai terdegradasi dan berdisintegrasi.
Bintang-bintang akan menua dan hancur, lubang hitam akan menguap dan akhirnya bahkan partikel cahaya akan lenyap.
3. Big Crunch dan Big Bounce
Skenario big crunch adalah kebalikan dari big rip. Jika energi gelap tidak sebanyak yang kita pikirkan saat ini atau jumlahnya menurun dari waktu ke waktu, gravitasi akan menjadi kekuatan yang mendominasi di alam semesta satu hari nanti.
Skenario big crunch adalah kebalikan dari big rip. Jika energi gelap tidak sebanyak yang kita pikirkan saat ini atau jumlahnya menurun dari waktu ke waktu, gravitasi akan menjadi kekuatan yang mendominasi di alam semesta satu hari nanti.
Akibatnya laju ekspansi alam semesta akan melambat dan berhenti. Setelah itu, ia berbalik. Alam semesta akan menyusut dan terus menyusut. Galaksi akan bertabrakan dan bergabung seiring alam semesta menjadi lebih kecil dan lebih kecil.
Karena alam semesta yang lebih kecil juga berarti alam semesta yang panas, suhu meningkat di mana-mana sekaligus.
Seratus ribu tahun sebelum big crunch, radiasi latar belakang akan lebih panas dari permukaan bintang yang paling panas, yang berarti bahwa mereka akan dibakar dari luar.
Menit-menit sebelum big crunch terjadi, inti atom akan terkoyak sebelum lubang hitam super masif melahap semuanya.
Akhirnya, semua lubang hitam akan muncul sebagai mega lubang hitam tunggal super masif yang berisi seluruh massa alam semesta dan di saat-saat terakhir sebelum big crunch, lubang hitam tersebut melahap seluruh alam semesta, termasuk dirinya sendiri.
Teori big crunch biasanya diikuti oleh teori big bounce yang menyatakan bahwa alam semesta telah melalui siklus pengembangan dan penyusutan berkali-kali. Artinya setiap pengembangan yang diawali oleh big bang akan diikuti oleh penyusutan yang diakhiri oleh big crunch dan siklus tersebut berulang terus menerus. dan tiap alam semesta yang tercipta tak perlu sama dengan alam semesta sebelumnya atau sesudahnya.